Sumber Bencana Masyarakat Toba Kitaran Kaldera Toba – (2), “MONSTER ITU BERNAMA TPL !?”
Koranjokowi.com, Jakarta : Kalimat akhir, pada artikel bagian 1 : Sidang kabinet yang dipimpin Wapres Megawati memutuskan bahwa Rayon saja yang dihentikan produksi Pulp boleh jalan terus. Enam hari berselang, Menteri Perdagangan dan Industri Rini MS Suandi mengijinkan korporasi beroperasi kembali……. Keputusan ini seketika mengobarkan kemarahan masyarakat yang sudah sempat menjalani kehidupan tenang seperti sediakala. Dalam pergolakan tersebut timbul korban lagi, Hermanto Sitorus (siswa STM) tewas ditembak aparat keamanan tanggal 21 Juni 2000, yang sebelumnya 28 November 1998, dalam aksi unjuk rasa sekitar 10.000 warga Toba Samosir,Panuju Manurung yang kehilangan nyawa. Dia ini baru saja memperoleh gelar Insinyur elektro dari Universitas Satya Wacana Salatiga, disekap dan dianiaya oleh karyawan Indorayon, dipabrik mereka.
Sejak 15 November 2000, PT.Inti Indorayon Utama berganti nama menjadi PT.Toba Pulp Lestari,mengangkat seorang putra daerah menjadi Direktur Utama yaitu Bilman Philipus Butar-butar, Kemudian mereka mengumumkan suatu komitmen baru yang intinya akan lebih ramah lingkungan , menjalin hubungan saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar yang kemudian diketahui hanya kamulfase. satu hal yang diumumkan oleh Komisaris Utama – Palgunadi T.Setiawan, mengatakan, “ akan menyisihkan 1 % hasil penjualan Pulp setiap tahun sekitar ( Rp. 5 milyard untuk kemaslahatan orang banyak)”.
Setelah berhenti 4 tahun sejak 19 Maret 1999 s.d 6 Februari 2003 PT. Toba Pulp Lestari( PT. TPL) Kembali beroperasi dengan sangat besar-besaran. Ternyata mereka hanya berganti baju. Dari Indorayon menjadi TPL. Kejahatan berdimensi ekologi,ekonomi, sosial,hukum, keuangan dan lainnya mereka lakukan lebih 33 tahun berdampak luar biasa.
Di Tahun 1992 HPH Yang dimiliki Indorayon sudah 269 ribu Ha, yang tersebar di Kabupaten Tapanuli Utara (17.943 Ha), Di Tapanuli Selatan( 41.818 Ha), Kabupaten Dairi (31.627 Ha), Simalungun ( 22.533 Ha)dan Tapanuli Tengah (5.139 Ha) Demikianpun luasnya, masih tetap lapar kayu, karena mereka membutuhkan bahan yang lebih banyak lagi. Sejak berganti baju dengan TPL, mereka memang tidak memproduksi rayon, Tapi yang mereka laukan adalah mengirimkn Pulp ke pabriknya di China untuk dirayonkan , dari pabrik mereka disejumlah negara, serat Panjang itu disalurkan ke industry tekstil, sepatu, dan tas global.
Pemakainya termasuk merek-merek paling top Sejagat. TPL yang haus kayu ini melakukan kegiatannya secara legal dan illegal, menanam pohon di Kawasan hutan lindung yang berada dalam konsesinya yang sebenanya berfungsi sebagai Areal Penggunaan Lain (APL) maksudnya bukan kawasan hutan. Memanfaatkan pola Perkebunan Rakyat (PKR) untuk menanam eukaliptus serta menebang Kayu hutan alam ( jenis kulim dan Kempas ) didalam konsesinya, itu antara lain perbuatan ilegalnya .
Hasil investigasi Kelompok Study dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat ( KSPPM), Aliansi Msyarakat Adat Nusantara ( AMAN ) Tano Batak dan Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau ( Jikalahari ) pada tanggal 2 s.d 16 Juni 2021, di Tele, Habinsaran, Padang Sidempuan, Aek raja memperlihatkan hal tersebut diatas. Dalam memperluas lahan eukaliptus mereka bisa melakukan segala cara perbenturan dengan masyarakat setempatpun terjadi. Ratusan Ha hutan Kemenyaan ( syntrax sp ) mereka tebang dikecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2007. Alasannya tanah tersebut merupakan areal konsesi mereka.
Rakyat setempat banyak melawan. Pada bulan Juni 2009, perlawanan muncul Kembali, kali ini masyarakat adat di desa Pandumaan dan desa Sipituhuta Kecamatan Pollung yang hutan Kemenyaannya dirusak TPL, yang menentang. Menggunakan pendekatan kekerasan, sejak dulu disukai awak korporasi ini manakala bersitegang dengan masyarakat., termasuk mengadudomba sesama warga masyarakat adat Batak yang mempunyai filosofi Dalihan Natolu ( tungku nan tiga) pun terancam.
Saat menghadapi penduduk desa Natumingka Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba 18 Mei 2021, Rekaman video yang viral memperlihatkan bagaimana mereka menyerang, memukuli dan menganiaya warga dengan menggunakan kayu dan bamboo dengan tidak manusiawi, yang mengakibatkan 12 orang luka-luka, nenek-nenek dan kakek-kakek termasuk yang berdarah-darah.
-Tanah leluhur yang diperkosa & ditanami Eukaliptus
Disinilah pak Jokowi, merasa terkejut mendengar ceritera Togu Simorangkir.Sebab kita tahu, bahwa rasa empati pak Jokowi sangat tinggi karena melihat dan mendengar kisah seperti ini sungguh menyayat hati.Mudah-mudahan beliau akan datang pada bulan November atau Desember 2021 ini seperti yang dijanjikannya dihadapan Togu, agar melihat kenyataan yang sebenarnya, bahkan bisa berdialog dengan masyarakat Toba Sekaligus mempertimbangkan Konvensasi bagi korban -korban TPL.
Pimp.Umum/Redaksi kami menyebut mengapa kasus ini berlarut-larut penyelesaiannya, karena mereka punya “MONSTER !!”…
Dan Pimp.Umum/Redaksi kami juga mengatakan, agar Presiden Jokowi dapat menjalankan tugasnya sebagaimana harapan TIM-11 dan masyarakat disana, hingga mendapatkan keadilan, kebenaran & ketegasan hukum, kiranya masyarakat sekitar Kawasan Danau Toba (KDT) harus lebih kompak dan jangan lelah berdoa dan tetap waspada terhadap upaya ‘arus balik dari mereka yang anti ini semua.
Kalau pun Pimp.Umum/Redaksi muslim beliau kerap mengutipkan firman Tuhan yang berkaitan atas hal yang sedang dibahas , kali ini mengutipkan lagi untuk kita semua akan amanah Markus 12:17, Yesus berkata, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Karena Yesus menuntut keseimbangan dalam bertindak, menekankan keseimbangan hukum moral dan hukum. Karena Yesus mengajar murid-muridNya untuk bertindak adil, artinya memberikan kepada pemerintah dan Allah sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.
Dan jangan letih berdoa, juga mendoakan Presiden Jokowi agar sesuai dengan harapan dan mimpi kita semua atas MASA DEPAN KAWASAN DANAU TOBA mendatang. Sebagai Rasul Paulus berkata, “Naikkan permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan” (1Tim 2:1-2). Karena Yesus pun meminta agar para murid-Nya mendoakan para penguasa supaya mereka tidak memerintah dengan tangan besi, tetapi dengan kebenaran, keadilan, kejujuran dan ketulusan (Mrk 10:41-45).
Jika semua ini dilakukan secara kolektif, tiada henti, maka MONSTER – itu pun musnah !
Amin
(Ring-o)
Sebelumnya,
SUMBER BENCANA MASYARAKAT TOBA KITARAN KALDERA TOBA – (1) | KORAN JOKOWI
1 Trackback / Pingback