“DISPARBUD KOTA BEKASI & SEMANGAT RAJA TARUMANAGARA”
Koranjokowi.com, Jabar 4:
Kota Bekasi berasal dari kata ‘Bagasasiyang artinya sama dengan ‘Candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara abad 4-7 M, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara artinya kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Ci- Tarum.
Saat itu wilayah Kerajaan Tarumanagara (Kelak berganti Pajajaran) ini kekuasaannya membentang sejak (kini) Kabupaten Pandeglang – Banten, Tangerang, Jakarta, Bogor , Bekasi , Karawang & Jawa tengah.
Purnawarman adalah Raja ke-3 sekaligus terbesar dari Kerajaan Tarumanagara yang memerintah sejak tahun 395 – 434 M. Dia digelari Harimau Tarumanagara (wyaghra ring tarumanagara), selain sakti dan ahli perang beliau juga raja yang ‘merakyat, sederhana dan mau berkomunikasi dengan siapapun, bersahaja. Dan, kesejahteraan rakyat adalah ‘prioritas.
Beliau tidak hanya ahli perang namun juga ahli irigasi, revitalisasi sungai Cirebon , cupu, sarasah, gomati, hingga sungai Citarum sebagai sungai terpanjang dan lebar itu adalah salah satu kerjanya, usai revitalisasi beliau kerap membagikan ribuan ekor sapi kepada masyarakat sekitar untuk diternak juga bibit tanaman serupa padi, palawija dsb.
Dan tiada ampun bagi para pengkhianat atau musuh yang mau mencoba menyakiti rakyatnya, dia akan mengejar dan membasminya sejak pantai ujung kulon hingga mana pun, ia bersama jenderal jenderal perangnya tiada gentar untuk itu, termasuk membasmi para perompak laut utara dan selatan.
WARISAN KERAJAAN TARUMANAGARA UNTUK BEKASI ?
Teman teman relawan Jokowi dimana saja berada, kalau pun masih pro-kontra, namun kami meyakini Bekasi (yang kini menjadi kabupaten & kota) adalah bekas pusat dari salah satu kerajaan Hindu tertua yang pernah berdiri di Indonesia, yakni Kerajaan Tarumanagara. Kerajaan ini didirikan oleh seorang pendatang dari Salankayana Andhra Pradesh, India, bernama Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Ia kabur ke Nusantara karena Salankayana diserang oleh Samudragupta dari Dinasti Gupta. Kemudian diteruskan menjadi Kerajaan Tarumagara.
Salah satu warisan di Bekasi itu salah-satunya ada nama kecamatan di Kabupaten Bekasi, diberi nama Tarumajaya.
Mengapa Jayasingawarman memilih daerah sekitar Bekasi? , arena salah satu situs peradaban awal Sunda yakni Kebudayaan Buni berlokasi di Desa Babelan, Bekasi. Jadi, Jayasingawarman menjadi pemimpin atas orang-orang Sunda Kuno. Nah, nama Sunda sendiri berasal dari Ibu Kota Tarumanegara, yakni Sundapura yang berlokasi di sekitaran Bekasi Utara.
Adapun kota Bekasi pusat, pada masa Tarumanagara dikenal dengan nama Chandrabhaga (Sungai Bulan). Nama itu kemudian berubah menjadi Bhagassi dan kemudian menjadi Bekasi. Chandrabhaga sendiri diabadikan menjadi nama Stadion di Kota Bekasi.
Bukti sejarah jelas menunjukkan bahwa Tarumanagara yang berpusat di Bekasi mencapai masa kejayaan dan kemakmuran yang tertinggi pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Dan ini harus terjaga baik bagi segenap SKPD Pemkot Bekasi dan masyarakatnya.
KOTA BEKASI MENUJU TAHUN 2025
Kota ini merupakan bagian dari Metropolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk kota padat di Indonesia yang terus berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri yang terus meningkat. Apalagi setelah kelal ibukota negara pindah ke Kalimantan maka Kota Bekasi adalah pilihan terbaikdalam hal investasi apapun, karena kota Bekasi ‘Sagala aya,semuanya ada. Ehehe.
Dan untuk menuju kesana kami melihat SDM Pemkot Bekasi telah ‘siap, demikian kesimpulan kami kemarin (2/8) saat silahturahmi ke Kantor Dinas Pariwisata & Budaya Pemkot Bekasi, disana memang diisi oleh SDM yang kredibilitas jabatan dan spirit kerjanya tetap tinggi ibarat leluhur Kerajaan Tarumanagara yang mengedepankan ‘kesejahteraan rakyatnya’…
Dan, kalau pun baru saja di dera Pandemi Covid 19, Pemkot Bekasi dan para SKPD demikian ‘gigih dan serius bekerja, ini wajib mendapat apresiasi semua pihak, termasuk kami para relawan Jokowi, demikian kami rasakan usai bertemu Kadisparbud kota Bekasi – Drs Deded Kusmayadi yang kemarin (2/8) ditemani Kabid Kepariwisataan – Rita Hartati, MM.
Kadis Deded kalau pun masih bersimbah peluh karena baru saja olah-raga namun tiada tampak lelah menerima silahturahmi kami, bahkan setiap menitnya semangatnya terus meningkat. Seperti inilah salah satu warisan Raja Kerajaan Tarumanagara, Baginda Purnawarman.
‘Quality services.
‘Keren!
Ada beberapa hal yang kemudian kami catat atas ‘siahturahmi kemarin, yaitu;
1.Pasca Pandemi Pemkot Bekasi terus berupaya mengejar target realisasi pajak tahun 2022 yang hingga periode Triwulan 1/2022 telah tercapai 17,4% – Rp.92 milyar dari target Rp. 555 milyar. Disparbud akan memaksimalkan peran UMKM sektor wisata dan pusat pusat kuliner
2.Potensi kota Bekasi dalam sektor wisata dan kuliner tidak kalah dengan daerah penyangga ibukota Jakarta lainnya, apalagi kota Bekasi didukung infrastruktur nasional (jalan tol Jkt-Cipali & Jkt-Purbaleunyi), program Kereta cepat,dsb
3.Revitalisasi & Re-sinerjitas atas pusat kuliner sekitar Apartemen Center poin – Area jl.A.Yani akan dikejar waktunya sehingga ‘jaman ke-emasan’ area tersebut dapat terealisasi sebelum akhir tahun 2022. Waktu lalu disana terdapat 30-an kios UMKM
“Kami tidak ingin area itu menjadi kumuh, akan ada aturan tegas, kami ingin memaksimalkan potensi UMKM kota Bekasi. Bersih, nyaman, sehat ,dan profesional pengelolaannya. Saya ingin disitu ada penghijauan juga, ada tanaman, saluran air tertata baik, tidak menggangu lalu-lintas dsb. Pokoknya, akan ada restrukrisasi , ini sedang disiapkan oleh ibu Kabid (Rita) dan tim dalam waktu segera. Kita optimalkan lahan tidak produktif untuk kesejahteraan masyarakat, kita ciptakan ikonik ikonik dan instagramabel baru Kota Bekasi khususnya sektor wisata & kuliner “, demikian Kadis Deded
4.Kota Bekasi bukan hanya kota penyangga namun dalam ‘grand-designnya Walikota Bekasi mengarah sebagai Kota Pengimbang (Trickling Down Effect) , mendukung kepadatan penduduk beserta aktifitasnya dari DKI Jakarta, dengan kondisi ini diasumsikan penduduk Kota Bekasi pada tahun 2025 akan mencapai 3 juta jiwa. Maka harus diupayakan pembenahan dalam berbagai sektor untuk menerima ‘bonus demography atas hal ini.
“Pusat2 pelayan publik akan dimaksimalkan termasuk sektor wisata, kesehatan, pendidikan, hunian, keamanan dsb. Jadi jika sudah di kota Bekasi mereka tidak perlu lagi keluar daerah untuk sekedar wisata. Nah untuk ini kami memerlukan dukungan ‘stakeholder baik investor juga peran media”, tambah Deded lagi.
5.Kota Bekasi menuju tahun 2025 diproyeksikan dan memaksimalkan sektor jasa, perdagangan, industri dan pemukiman, maka Kota Bekasi merupakan bagian dari pengembangan kawasan terbangun atau perkotaan dengan koridor Timur-Barat (poros Bekasi – Jakarta – Tangerang)
6.Dalam pengembangannya Kota Bekasi dibagi dalam 2 (dua) wilayah prioritas pengembangan, yaitu :
-Wilayah pengembangan Utara : eks Kotif Bekasi (kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Barat) Pengembangannya dibatasi hanya untuk melengkapi sarana dan prasarana yang ada dan tidak ada pengembangan wilayah baru.
-Wilayah Pengembangan Selatan : 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu : Bantar Gebang, Pondok Gede, Jatiasih, Jatisampurna, dengan sifat pengembangan terbuka.
7.Beberapa upaya yang akan dilakukan Pemerintahan Kota Bekasi ke depan antara lain :
-Sistem transportasi : pengembangan jalan tol, penyempurnaan on/off ramp gerbang tol, pengembangan double track kereta api, pengembangan jalan arteri baru, pembangunan dan pengembangan jalan lokal (arteri sekunder), serta pembangunan dan perbaikan terminal dan angkutan umum.
-Rencana pengembangan sarana dan prasarana dasar kota, yang meliputi air bersih, drainase, persampahan dan air limbah, listrik dan telpon serta gas.
-Penataan ruang kota, antara lain : penataan lapangan persipasi, penataan Bekas terminal, pembangunan Water Front City (kota kawasan nuansa air), penataan sarana kesehatan.
8.Kota Bekasi diwarisi cagar budaya atau situs sejarah untuk lebih ditingkatkan menjadi destinasi Kota Bekasi. khususnya di-8 titik yaitu; rumah adat Bekasi di Kranggan, Kecamatan Jatisampurna, yang telah dihuni selama sembilan generasi dan kini difungsikan sebagai balai pertemuan warga.
Kemudian Sumur Kembar Kranggan, di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Tugu Perjuangan Kali Bekasi, Tugu Perjuangan Rakyat Bekasi di Alun-alun Kota Bekasi, Tugu Bambu Runcing di Hutan Kota Bekasi, Tugu Perjuangan Jalan H Agus Salim dan Gedong Papak.
9.Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tidak akan pernah lelaj mengembangkan potensi pariwisata alami yang menurut Kadis Deded dirasakan masih minim, ada pun yang sudah ada seperti Hutan Bambu Bekasi Timur, Situ Rawa Gede Rawalumbu, Jembatan Pelangi di Jatiasih dan Curug Parigi Bantar Gebang dsb akan terus dimaksimalkan sebagai tujuan wisata lokal dan nasional
“Kita dorong agar semakin banyak objek wisata alami yang dimiliki di Kota Bekasi sehingga akan mampu meningkatkan roda ekonomi warga sekitar, bahkan kita juga harus punya target semua itu sebagai destinasi wisata internasional”tutup Kadis Deded.
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.
1 Trackback / Pingback