Pilpres 2024 (83), "DEMOKRAT LINGLUNG, AZIS BUKAN CAPRES GOLKAR. PUAN BISA NYAPRES 2024. KENAPA GERINDRA NGAMUK KE DEMOKRAT !?"

Pilpres 2024 (83),

“DEMOKRAT LINGLUNG, AZIS BUKAN CAPRES GOLKAR.

PUAN BISA NYAPRES 2024.

KENAPA GERINDRA NGAMUK KE DEMOKRAT !?”

Koranjokowi.com, OPini :

Sejak tidak dimasukannya Partai Demokrat di kabinet thn.2019-2024 , menjadi ‘atensi’ para Relawan Jokowi – Ahok, karena narasi narasi yang disampaikan ke publik baik oleh SBY, AHY, Ibas bahkan Anissa Pohan juga para kader partainya demikian ‘ragam namun satu warna yaitu ‘mengenyek’ presiden Jokowi, (juga PDIP), …bahkan kita sudah tidak dapat membedakan lagi mana bahasa santun sebagai mantan presiden & keluarga presiden. Mana sebagai suara parpol yang kini memiliki dua nahkoda, AHY & Jenderal Moeldoko.

Termasuk yang sedang viral terakhir ini , adalah statemen Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat – Syahrial Nasution (24/9) lalu ; “Kader partai pendukung pemerintah melarang Ketum @PDemokrat Mas @AgusYudhoyono dan Pak @SBYudhoyono banyak bicara di sebuah negara demokratis,”

Syahrial menambahkan pembungkaman ini seperti insiden mematikan mikrofon yang terjadi di rapat DPR. Dia pun membayangkan bagaimana jika orang yang terbiasa mematikan mikrofon itu menjadi presiden. “Bisa dibayangkan, jika orang yang terbiasa mematikan mic saat sidang di DPR menjadi presiden. Akan berapa banyak suara rakyat yang dibungkam?, Saya kira kita tidak sedang menyebut nama. Karena kondisi tersebut adalah sebuah karakter. Siapapun yang memiliki karakter tersebut di negara demokratis, harus diwaspadai,” ujar dia.

Kalau yang disebut ‘mematikan mic DPRRI’, kita ingat yang terheboh adalah saat Fraksi Partai Demokrat menyampaikan interupsi dalam Rapat Paripurna Pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, Senin (5/10/2020) lalu yang kemudian diprotes PD sebagai ‘pembungkaman suara rakyat’.

Rapat Paripurna tersebut dipimpin Wakil Ketua DPR RI – Azis Syamsuddin (Waketum Golkar), atas hal ini Fraksi Demokrat pun Walk Out dari Rapat Paripurna Pengesahan RUU Cipta Kerja. Azis berkelit dan membantah bahkan ‘meng-kick balik’ Demokrat, “Mereka lupa jika Fraksi Partai Demokrat sudah diberi tiga kali kesempatan berbicara dalam rapat paripurna tersebut yaitu, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Marwan Cik Hasan, dan anggota Fraksi Demokrat Irwan Fecho dan Didi Irawadi”

Apakah yang disebut Demokrat itu adalah Azis tidak layak menjadi presiden karena mematikan mic?, apakah Demokrat lupa yang di Capreskan Golkar tahun 2024 mendatang adalah Airlangga Hartarto

Bahkan atas statemen Demokrat diatas, membuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra – Habiburokhman pun ‘murka, dan meminta PD tidak bodohi rakyat. “Sebagai politisi, kita jangan bodohi rakyat. Hari gini manalah mungkin ada pihak yang bisa larang-larang orang lain bicara. Apalagi yang disebut dilarang bicara tokoh sekaliber Pak AHY dan Pak SBY. Ini zaman keterbukaan, dan zaman medsos, bos. Mau bicara kepada publik tinggal kirim rilis ke media, atau tinggal unggah di medsos. Nggak logis kalau ada yang dilarang bicara. Rakyat sudah cerdas, politik yang baik itu berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan untuk rakyat. Bukan politik fitnah pihak lain untuk dapatkan dukungan rakyat,” katanya.

Oh ya tambahan info saja, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI & Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI – Bambang ‘Pacul’ Wuryanto pun bersaksi saat itu bahwa Azis adalah pengatur sidang saat itu, setelah ada interupsi yang ke-4 kalinya, dia pun berbisik kepada Puan Maharani agar ‘mematikan mic’. “Yang mengatur sidang Pak Azis Syamsuddin merasa perlu untuk menghentikan pembicaraan yang sudah di luar tatib. Nah itu minta tolong karena itu miknya ada di meja pimpinan. Minta tolong Mbak Puan, ‘tolong itu dimatiin itu’. Mengapa?, Karena Fraksi Demokrat itu anggotanya sudah dianggap dalam pembicaraan melanggar tatib. Disuruh berhenti nggak mau. Ya dimatiin dari meja pimpinan mik-nya,” sambungnya

Atau maksud Demokrat itu Puan Maharani?, Lagh bagaimana tidak bisa menjadi Capres 2024 bukankah Puan adalah Ketua PDIP, parpol satu – satunya yang memiliki tiket Nyapres tanpa harus berkoalisi karena punya 128 kursi atau 27,05 juta suara.