CHILDFREE, BUDAYA ATAU ISME BARU ?

CHILDFREE, BUDAYA ATAU ISME BARU ?

Koranjokowi.comm, OPINi:
Merupakan kebahagiaan sendiri saat mendapat aprroval menghadiri acara  Diskusi Publik bertema ‘Ketahanan Generasi Millenial dan Generasi Z Menghadapi Infiltrasi Budaya Global Childfree’tentang ‘ChildFree’ yang digagas doleh seorang alumni STP – Sekolah Tinggi Publisistik Th.1985 , Dr.Wahidah R.Bulan,Msi (Sabtu, 5/10) lalu di Park5, Jl.TB.Simatupang, Jakarta selatan. Bersama koleganya Dr. Ida Rosyidah, M.A, dsb

undefined

Manichaeus

Namun saya merasa penting untuk tidak mem-publish materi-materi diskusi lalu agar apa yang menjadikan tujuan diskusi dsb berjalan baik. dan sejak hari itu banyak hal baru yang saya dapat , al;

1.ChildFree atau Tanpa anak / bebas anak (ChildLess) adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat.

2.Childfree   sebagian dianggap sebagai ‘isme/aliran/keyakinan yang berasal dari  paham Maniisme (salah satu aliran keagamaan yang bercirikan gnostik. Pendiri aliran ini adalah Manichaeus,yang  percaya bahwa kehamilan merupakan bentuk sikap yang tidak bermoral, oleh karena itu (menurut sistem kepercayaannya) menjebak jiwa jiwa dalam tubuh yang bersifat sementara.

3.Manichaeus  dilahirkan di desa Mardinu, di gurun Nahr Kuta, Babilonia Selatan pada 14 April 216

4.Childfree  menurut  sejarawan Rachel Chrastil  menyebut kalau Childfree memiliki perbedaan arti di masa lalu. Yakni, diartikan sebagai para wanita, sudah menikah atau belum, yang tidak ingin membesarkan anak. Hal ini pernah menjadi kelaziman di perkotaan dan perdesaan Eropa pada awal tahun 1500-an. Biasanya ini terjadi pada perempuan yang memilih berkarier dibanding menikah muda, seperti kebiasaan perempuan saat itu.

5.Istilah ChildFree pada awalnya digunakan pada tahun 1972 oleh Organisasi Nasional untuk Non-Orang Tua yang didirikan oleh Ellen Peck dan Shirley Radl di Paolo Alto, California atau yang sekarang ini bernama Aliansi Nasional untuk Orang Tua Opsional (National Alliance of Optional Parenthood). Organisasi ini pertama kali diterbitkan dalam artikel Time pada 3 Juli 1972, dengan misi sebagai kelompok pendukung untuk orang yang memilih untuk tidak memiliki anak dan sebagai kelompok advokasi memerangi Pronatalisme (Penunjang kelahiran)

6.Childfree   memang naik-turun. Pada era setelah perang dunia II (1939-1945), misalnya, angka kelahiran di seluruh dunia meningkat drastis. Namun, seiring ditemukannya alat kontrasepsi dan tersebar-luasnya pemikiran Childfree di dunia, tren ini kembali meningkat.

7.Childfree mengalami peningkatan di Barat pada kurun 1800-an, di Indonesia tidak demikian. Sebab, di Indonesia pada kurun waktu tersebut ada filosofi “Banyak Anak Banyak Rezeki” dikenal sejak era Cultuurstelsel  / tanam paksa  tahun 1830-1870

-BERSAMBUNG-

(Red-01/Foto.ist)

Letjen TNI Purn Ibrahim Adjie

Pangdam VI/Siliwangi Thn.1960-1966

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

 

 

 

 

Tentang Koran Jokowi 4117 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan