Melawan Lupa (141), “SELAMAT HARI NATAL, SAYANG “

Melawan Lupa (141),

“SELAMAT HARI NATAL, SAYANG “

Koranjokowi.com, KisahCinta:

https://indocropcircles.files.wordpress.com/2013/11/yurike-sanger.jpg?resize=390%2C443

Yurike Sanger adalah istri ke-7 Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar usia 19 tahun menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika (BBTI / Paskibraka?) pada acara Kenegaraan.

Pertemuan itu rupanya menjadikan ke-2nya menuai benih-benih cinta dan singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya untuk menikahinya. Akhirnya, Bung Karno menemui orang tua Yurike. Pada 6 Agustus 1964, dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara islam di rumah Yurike. ‘Uhuy.

Bung Karno dengan segala kekurangannya, tetap memiliki daya pikat yang luar biasa. Berkarakter kuat juga teguh dalam prinsip, selain sportif juga pemaaf, selain jago bertutur juga jago menulis, selain berjiwa besar juga gevoels’mens (perasa), selain supel juga humoris, selain mencintai kebersihan juga menyukai keindahan, selain suka bergaul juga menghargai persahabatan, selain berwibawa juga kharismatik, selain tegas juga tidak pilih kasih, selain tidak egois juga gandrung persatuan-kesatuan nasional, selain berjiwa demokrat juga mengayomi, dan selain senang melukis juga kolektor lukisan terbanyak.

Mungkin gambar 1 orang dan teks

Bung Karno memang perayu kelas wahid. Begitu dahsyat panah asmara yang dilepas Bung Karno sehingga membuat perempuan yang terkena kontan mabuk kepayang. Hebatnya, Bung Karno selalu menikahinya dengan resmi tidak seperti kebanyakan laki – laki yang ‘ngeteng, dirumah berlaga alim, diluar rumah ‘doyan jajan.’wkwkwk…

Lanjut …

Saat inspeksi barisan BBTI, Bung Karno berhenti sejenak didepan Yurike, menanyakan namanya, ‘Yurike Sanger’ jawab gadis muda itu. Sambil tersenyu, Bung Karno mengatakan kepadanya sebaiknya tidak memakai nama dengan akhiran “ke” atau “ce”. “Pakai Yuri saja. Nama dengan embel-embel ‘ke’ atau ‘ce’ itu kebarat-baratan, tidak sesuai dengan kepribadian nasional kita.” Yurike pun hanya mengangguk mengiyakan. ‘ JLeeebb !

Yurike tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya sejak tatapan pertama dengan Bung Karno itu. “Matanya yang jernih dan terang itu sepertinya hinggap ke pusat mataku dan sampai kapan pun tak bisa kulukiskan dengan jelas. Bicaranya mantap, wajahnya tampan, dan makin tampak gagah dengan jas cokelat tua yang dipenuhi atribut resmi di kedua pundak dan dada kirinya. Secara kebetulan pula, warna cokelat tua memang warna favoritku,” tuturnya dalam diari pribadinya.

Ilustrasi Jokowi dan Soekarno.

Bung Karno adalah The Great Lovers !

Setelah ‘pelengseran Bung Karno tahun 1967, otomatis segala fasilitas pun dikebiri orba termasuk layanan kesehatan , semakin menderta saat beliau menjadi ‘Tahanan rumah’ di Wisma Yoso (sekarang, Musium Satria Mandala – pen.), di Jalan Gatot Subroto Jakarta, melihat kondisi seperti ini Bung Karno meminta Yurike untuk ‘menceraikannya agar tidak menjadi beban. Namun Yurike tetap tidak mau.

Menjelang Hari Natal 1964 lalu, jauh sebelum terjadinya G30S/PKI, Bung Karno menulis surat untuk Yurike tepat di Hari Natal atau 5 bulan sesudah pernikahan mereka.

surat natal soekarno © 2017 brilio.net “Yury dear,

Bersama ini aku kirim satu tandamata dan uang sedikit untuk natalan.

Selamat hari Natal, moga-moga Tuhan selalu melimpahimu dengan rachmatnya dan berkatnya.

Sebenarnya aku sudah kangen sekali, tetapi kepadatan kerdja belum memberi kesempatan mendjumpaimu.

I hope next monday i can meet you.” tulis Soekarno saat itu.

Surat tersebut baru-baru ini menjadi viral usai diunggah oleh Iman Brotoseno melalui akun Twitternya @imanbr pada Minggu (24/12). “Walau menikah secara Islam, tampak Yurike Sanger masih beragama Kristen. Bung Karno masih mengucapkan Selamat Natal,” tulis Iman menyertai foto surat itu.

Tentang RedaksiKJ 3931 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan