Ngopitainmen (25) , “KITA INDONESIA DENGAN SEMANGAT BAMBU RUNCING 1945 !”

Ngopitainmen (25) ,

“KITA INDONESIA DENGAN SEMANGAT BAMBU RUNCING 1945 !”

Koranjokowi.com, Bandung :
Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan sejarah bangsa tentang kehebatan bambu runcing. Senjata yang berbahan dasar bambu ini menjadi ‘icon penting yang menyertai bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan.
.
Bambu, buluh, atau aur( subfamili Bambusoideae),   dikenal juga dengan  preng atau pring dalam bahasa Jawaawi atau tamiang dalam bahasa Sundatabatiko dalam bahasa Ternate, dan ute dalam bahasa Ambon. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Dia hidup ‘berkerumun saling memberikan penguatan dan keteduhan.
.
Kiai Subchi , ulama besar qasal Parakan Temanggung Jawa Tengah  yang begitu dihormati dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.  Pada tahun 1941 sang Kiai mengumpulkan para santri dan pemuda desa untuk melakukan persiapan perang. Namun mereka terkendala persenjataan dan akhirnya menetapkan bambu runcing yang kala itu disebut dengan ‘cucukan. Senjata ini dinilai mematikan karena tusukannya susah disembuhkan.

Namun bambu runcing yang dipakai untuk berperang bukanlah senjata biasa. Sang Kiai menyepuh Bambu Runcing dengan doa-doa sehingga membuatnya tidak terkalahkan. Doá tersebut berbunyi : “Laa Tudrikhuhul Absar Wahuwa Tudhrikuhul Absar Wahuwa Latiful Kabir,”.  Doa ini dibaca sebanyak tiga kali membaca sembari menahan nafas. Kepercayaan terhadap doa ini ternyata mampu membangkitkan semangat juang pemuda Indonesia dan membuat bambu runcing menjadi senjata yang istimewa.

Kepopuleran bambu runcing terjadi saat pasukan Jepang ingin menguasai Parakan, daerah yang didiami Kiai Subchi. Namun pasukan Bambu Runcing Kiai Subchi sebelum berangkat ‘mengusir, mereka melakukan sholat sunah 2 rakaat, adapun pejuang yang non-muslim menjaga sholat mereka.
Bagai harimau liar mereka mengobrak-abrik pasukan Jepang yang didunia militer terkenal dengan ganas saat dimedan perang, buktinya mereka pun terbirit-birit. Sukses berperang, Kiai Subchi dan pasukannya tetap memakamkan pasukan Jepang didaerah sekitar dengan baik.

Kehabat pasukan ‘bambu runcing Kiai terdengar hingga luar pulau Jawa, sehingga banyak yang datang kesana untuk meminta bambu runcing kiai . Sakit ‘viralnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun memberikan perlakuan khusus terhadap wilayah ini  dengan memberikan fasilitas Kereta Luar Biasa untuk transportasi orang-orang menuju Parakan.  Bagaimana tidak, tamu yang datang sangat luar biasa ramai, sampai-sampai warga sekitar memanfaatkannya dengan menjual bambu runcing, membuka warung nasi serta membuka penginapan. 

Bahkan banyak yang bergabung dengan Kiai maka semakin banyaklah jumlah pasukan ‘bambu runcing, muslim dan non-muslim. Kiai pun merubah siasat perang dengan ‘bergerilya, jika siang smpai sore mereka digunung jika badha magrib mereka mencari pos – pos Jepang , Kiai tidak langsung berperang biasanya terlebih dahulu mengutus ‘kurir, mau berdamai , keluar dari wilayah atau ‘berperang.

Belanda dan Jepang telah mengakui kehebatan ‘bambu runcing, bahkan pasukan Jepang pun bambu runcing dikembangkan sebagai senjata untuk menghadang payung musuh yang terjun dari udara. Saat itu senjata ini dikenal dengan sebutan takeyari.
.
Laki-laki dan perempuan pribumi dilatih langsung oleh tentara Jepang untuk menggunakan takeyari ini yang memiliki ciri dibarengi dengan pekikan suara keras dan teriakan kemarahan. Pelatihan ini semakin intens dilakukan terutama saat Jepang kian terdesak oleh tentara sekutu.
Malam ini (13/8) , kami yang berada di Jatinegara Food Station (JS) tidak memerlukan bambu runcing itu, kami hanya memerulkan kehangatan persaudaraan sesama penikmat musik usai rutinitas hidup masing – masing , karena KAMI INDONESIA !, jangan lagi dipertanyakan ke-Indonesiaan kami. ‘Lu Jual, gue beli, Lu beli gue Jual !,
Ahahaha.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE – 77
LAWAN RADIKALISME, LAWAN KORUPSI & LAWAN INTOLERAN.
KITA INDONESIA !!
Bravo Jatinegara Food Station Community
‘Rawe rawe rantas, Malang malang putung . ‘Gasken !

(Red-01/Giat/Foto.ist)

Lainnya,

Ngopitainmen (22), WISATA SEHAT , HEALTHY TOURISM. “KITA MAU KEMANA ?” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (21), “JUWITA MALAM DI JATINEGARA FOOD STATION” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (20)  ” GEROBAK MOTOR PSB KELAPA GADING PUN PUNYA JASA UNTUK NEGARA ” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (19), “KANGEN CAFE BMC BANDUNG, LOVE ME TENDER” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (18) “DI CAFE KONDE KALIMALANG KAMI TIDAK BICARA TOL BECAKAYU !” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (17), ” ALOHA, DI MY COFFEE ADA KOPI GULA AREN , NENEK MOYANG & PANTAI HAWAII !? ” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (16), ” DI JATINEGARA FOOD STATION ADA ANGKA 25; DONT WORRY BE HAPPY  !” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (16), ” DI JATINEGARA FOOD STATION ADA ANGKA 25; DONT WORRY BE HAPPY  !”

Ngopitainmen (15), ” ADA MEESTER, NOMOR 23 & ULANG TAHUN DI JATINEGARA FOOD STATION ” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (15), ” ADA MEESTER, NOMOR 23 & ULANG TAHUN DI JATINEGARA FOOD STATION “

 

Ngopitainmen (14), NASI CAMPUR BALI NI ELINA TAMAN GALAXY BEKASI. ” I’LL COME AGAIN ! ” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (13), MENGAPA “TAKUT” KE JATINEGARA FOOD STATION ? – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (12), “BRO, ADA BENTO DI TAMKUL JATIWARINGIN” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (11), ” LU SELOW GUE ASIK, LU RESE, GUE BELI. EHEHEH.. ! ” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (10), “IEDUL ADHA 2022, KITA MASIH DALAM SEMANGAT YANG SAMA !” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (9), “KUE PANCONG LUMER ALA CAFE MP JATIWARINGIN & KEPALA MANGGUT-MANGGUT” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (8), “TERAS BAMBU, KUPU MALAM & TUHAN MEMANG BAIK ” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (6), ‘GARENG COFFESHOP BUKAN SEKEDAR NONGKY NGOPI BIASA” – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (5), ‘AYO KAWAN, DUKUNG SEKTOR NGOPITAINMEN PASCA COVID-19″ – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (4), “KEMBALI, KEMBALI KITA KE ISTANA & SAYANGI DIA” – KORAN JOKOWI

Kopitainmen (3), “Nada Aku Kembali Koesplus Untuk Hadi Tjahjanto” – KORAN JOKOWI

Ngopitainment  (2), “KAMI LEBIH KHATAM SOAL PANCASILA, WOY !” – KORAN JOKOWI

Ngopitainment  (1), “HANGGAR CAFE PONDOK KELAPA DIGOYANG, UHUY…!!’ – KORAN JOKOW

Tentang Koran Jokowi 4159 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan