
Ngopitainmen (15),
” ADA MEESTER, NOMOR 23 & ULANG TAHUN DI JATINEGARA FOOD STATION “
Koranjokowi.com, Jakarta:
Kali ini (23/7) kalau pun sedang berada di Jatinegara Food Station (JFS) dimana juga sedang ada acara ulang tahun dari ibu owner JFS namun pikiran saya sedang berada di ‘masa lalu’ Jatinegara itu sendiri, aneka lagu yang dibawakan pengunjung secara bergantian dengan player ‘ Daeng yang mantan anak kapal ini semakin seru. Ini semakin menguatkan keyakinan saya bahwa sektor kuliner nasional pun mulai merambah naik.‘Yeaghh..
Jatinegara tahun 1760-an
Periode tahun 2014 – 2019 lalu , Presiden Jokowi bangga sektor kuliner mampu menyumbang PDB ekonomi kreatif / APBN hingga 32-42,3% , berkisar > Rp.380-420 triyun/tahun. Namun sejak pandemi C19 merosot tajam hingga 17%. Maka mari dukung para pelaku sektor kuliner ini; Pemilik, pengelola, singer, player dsb
Gereja Jatinegara kIni dekat Polres Jatinegara
Teman teman relawan Jokowi dimana saja berada,
Jatinegara adalah sebuah kecamatan di Kotamadya Jakarta Timur. Nama Jatinegara baru muncul pada kawasan tersebut sekitar tahun 1940-an, yaitu pada awal masa pemerintah pendudukan balatentara Jepang di Indonesia, sebagai pengganti nama ‘Meester Cornelis Senen’ yang berbau Belanda sejak abad 17 lalu.
Meester memang telah dikenal sejak abad 17 bersamaan dengan diberikannya izin pembukaan hutan di kawasan itu kepada Cornelis oleh pimpinan VOC di Batavia. Padahal dia adalah seorang guru agama Kristen dari Lontor, Pulau Banda dan masuk Batavia (Jakarta) sejak thn.1621 dan menetap di Kampung Bandan (Pelabuhan Sunda kelapa, Jakut)
Dia dikenal mampu berkhotbah baik dalam bahasa Melayu maupun dalam bahasa Portugis (kreol), dekat dengan masyarakat dan disukai banyak orang. Kemudian dia biasa dipanggil ‘Meester, Tuan guru. Hutan yang dibukanya juga dikenal dengan sebutan Meester Cornelis, biasa disingkat menjadi Mester oleh orang-orang Pribumi.
Bahkan sampai dewasa ini nama itu masih umum digunakan oleh penduduk Jakarta, termasuk oleh para pengemudi angkutan kota. Kawasan hutan yang dulunya dibuka oleh Meester Cornelis Senen itu lambat-laun berkembang menjadi satelit Kota Batavia.
Stasiun Jatinegara Jaktim
Pasar Rawa Bening Jaktim
Selain berkedudukan sebagai gemeente, tahun 1924 Meester Cornelis menjadi kabupaten, yaitu Kabupaten Meester Cornelis yang terbagi menjadi empat kawedanan, yaitu Kawedanan Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi, dan Cikarang.
Pada zaman pendudukan Jepang, nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara, berstatus sebagai sebuah Siku, setingkat kawedanan, bersama-sama dengan Penjaringan, Mangga Besar, Tanjung Priok, Tanah Abang, Gambir, dan Pasar Senen.
Ketika secara administratif Jakarta ditetapkan sebagai Kotapraja Jakarta Raya, Jatinegara tidak lagi menjadi kawedanan karena kewedanan dipindahkan ke Matraman dengan sebutan Kawedanan Matraman. Jatinegara menjadi salahsatu wilayah Kecamatan Pulo Gadung, Kawedanan Matraman.
Di kecamatan Jatinegara pula selain ada Stasiun Jatinegara, JFS, juga ada Pasar Rawa Bening (Bursa Batu Akik Jakarta) setelah direnovasi dan diresmikan pada tanggal 12 Mei 2010 sekarang dikenal sebagai Jakarta Gems Center (JGC) Rawabening. JGC adalah pusat perbelanjaan batu permata terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Terletak di jalan Bekasi Barat, di depan stasiun Jatinegara, terdapat lebih dari 1.330 kios
Kini kecamatan Jatinegara yang berasal dari kata ‘Jatina-nagara, bahasa Sunda yang menyiratkan simbol perlawanan Kesultanan Banten terhadap penjajah Belanda saat itu membawahi 8 kelurahan, > 263.706 jiwa, jumlah rumah tangga sebanyak 71.806 dengan Jumlah 90 Rw, 1140 RT dan 90.869 KK.
Ogh ya, jika saya ke JFS kenapa suka dimeja No.23, karena dalam ilmu Numerology disebutkan Nomor 23, “dua puluh tiga” adalah kombinasi sifat dan tenaga nomor “dua” dan “tiga”. Nomor “dua” adalah simbol dualitas dan keseimbangan, diplomasi dan interaksi, kepercayaan, perkhidmatan dan jumlah Jiwa. Dan no.3, simbol bertanggungjawab , penuh kegembiraan dan keyakinan, ekspresif , kreatif, namun misteri. ‘Ahahaha.
Dalam beberapa referensi lain disebut
1.Tulang belakang manusia dibentuk oleh 23 tulang rawan,
2.Manusia memiliki 23 sendi di tangan.
3.Seorang kanak-kanak dari setiap ibu bapa menerima 23 kromosom.
4.Manusia mati apabila suhu tubuhnya turun hingga dua puluh tiga derajat
5.Nomor / angka 23 disebut sebagian orang sebagai NOMOR MALAIKAT , dimana akan senantiasa mendorong Anda untuk menjadikan hidup Anda serta seluruh masyarakat sebagai tempat untuk hidup dengan kepuasan dan kebahagiaan
‘Ahahahaha…
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
Ngopitainmen (13), MENGAPA “TAKUT” KE JATINEGARA FOOD STATION ? – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (12), “BRO, ADA BENTO DI TAMKUL JATIWARINGIN” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (11), ” LU SELOW GUE ASIK, LU RESE, GUE BELI. EHEHEH.. ! ” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (10), “IEDUL ADHA 2022, KITA MASIH DALAM SEMANGAT YANG SAMA !” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (8), “TERAS BAMBU, KUPU MALAM & TUHAN MEMANG BAIK ” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (6), ‘GARENG COFFESHOP BUKAN SEKEDAR NONGKY NGOPI BIASA” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (5), ‘AYO KAWAN, DUKUNG SEKTOR NGOPITAINMEN PASCA COVID-19″ – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (4), “KEMBALI, KEMBALI KITA KE ISTANA & SAYANGI DIA” – KORAN JOKOWI
Kopitainmen (3), “Nada Aku Kembali Koesplus Untuk Hadi Tjahjanto” – KORAN JOKOWI
Ngopitainment (2), “KAMI LEBIH KHATAM SOAL PANCASILA, WOY !” – KORAN JOKOWI
Ngopitainment (1), “HANGGAR CAFE PONDOK KELAPA DIGOYANG, UHUY…!!’ – KORAN JOKOW
Be the first to comment