
Ngopitainmen (22),
WISATA SEHAT , HEALTHY TOURISM.
“KITA MAU KEMANA ?”
Koranjokowi.com, Bandung :
Sebelum kita mulai, ucapan syukur atas ijin Allah SWT Tuhan YME semata maka pandemi Covid 19 mulai menurun baik tingkat nasional dan internasional, kalau pun tetap diberlakukan rambu ‘ Pembatasan mobilitas masyarakat’, namun semua mempunyai semangat agar kedepan sektor wisata termasuk kuliner , segera bangkit membayar kerugian negara sejak thn.2020 lalu yang mencapai lebih dari Rp.700 trilyun.
Efek limpahan yang dipicu oleh pariwisata pastinya jika dikelola dengan baik oleh pusat, daerah, asosiasi profesi/perusahaan, dsb termasuk media seperti Koranjokowi.com ini dapat meningkatkan permintaan barang modal dan bahan baku yang mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor seperti transportasi, komunikasi, perhotelan, kerajinan tangan, produk konsumen, jasa, restoran, dan lain-lain. Sambil tentunya menjaga ‘Trade-off seperti ketimpangan pendapatan, degradasi lingkungan, dan gangguan sosial.
Opppsss,,,, sampai sini dulu ya
Selanjutnya,
Ini bukan soal politik, namun pastinya kita merasa terusik saat Senator Australia, Pauline Hanson, (4/8) lalu mengatakan bahwa di Bali banyak kotoran sapi di jalan karena ternak itu berkeliaran sehingga membuat turis asal negaranya terancam membawa penyakit mulut dan kuku yang sedang mewabah di Indonesia. “Sapi berkeliaran di jalanan, kotoran ternak di tanah, orang-orang berjalan di kotoran itu,”
‘Duh gusti…
Ini memang dibantah baik oleh Menparekraf – Sandiaga Uno yang mengatakan jika Pauline tidak bijaksana & berhalusinasi juga oleh Teuku Faizasyah – Jubir Kemenlu dengan mengatakan jika Pauline ‘belum pernah piknik ke Bali saat ini yang bersih.
‘Namun apa gunanya dibantah?
Banyak jenis sapi yang ada di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah Sapi bali (Bos sondaicus) , keturunan asli banteng (Bibos banteng) sebelum tahun 3500 SM ini hidup ‘nyaman’ di pulau dewata Bali, Lombok dan Jawa.. Sapi Bali hampir mirip dengan Rusa, temperamennya adalah pemalu sehingga cocok dimanfaatkan untuk membajak sawah, tetapi kuku mereka terlalu lunak untuk menarik barang di jalan beraspal. Sapi Bali identik dengan upacara adat. Daging dari sapi bali muda terkenal sangat empuk, Berat sapi bali super mencapai > 600 kg.
Sapi Bali merupakan jenis sapi unggulan yang bisa dimanfaatkan daging dan tenaganya. Daging sapinya memiliki lemak karkas rendah dan tingkat keempukan yang tidak kalah dari sapi import. Selain itu, hewan ini sangat mudah beradaptasi di lingkungan baru serta memiliki tingkat kesuburan tinggi
Kesakralan Sapi Bali dikenal dengan istilah titimama (jembatan bagi roh manusia yang sudah meninggal menuju alam niskala yang lebih tinggi). Karena banyaknya fungsi dari sapi bagi kehidupan manusia Hindhu Bali maka ada beberapa orang yang tidak mengkonsumsi daging sapi. Hewan ini dianggap ibu yang memberi kehidupan melalui produksi susunya sebagai pengganti susu ibu, sehingga sebagian besar masyarakat Bali tidak tega mengkonsumsi daging sapi sebagai bentuk penghormatan kepada sapi.
Jadi jangan ladeni Pauline, karena besok dia akan mengatakan, “Itu dikutub kenapa banyak es salju, kaki saya dingin hingga membeku jika menginjaknya”. ‘wkwkwk.., atau Pauline kesal karena Indonesia telah menyetop impor daging d=sapi dar Australia sejak tahun 2015?
BEDA SAPI BALI, TIKUS, KECOA DAN LALAT DI SEKTOR WISATA?
Bulan November 2020 lalu pun ada viral dimana netizen menemukan kecoa hidup di etalase J.Co, yang cilakanya juga sebelumnya, ada juga penemuan kecoa hingga tikus di tempat makan atau restoran berikut. Sontak temuan netizen di TikTok @auliarachman_29.
Diwaktu yang bersamaan ada viral lain adanya kecoa hidup di resto all you can eat, Pochajjang. Pengguna TikTok dengan akun @itszaaaat yang melihat adanya kecoa hidup di tumpukan daging yang akan dimasaknya. Bagian kaki kecoa tersebut bahkan terlihat masih bergerak-gerak.
Ada juga ceritera seorang turis asal Arab yang menemukan tikus dikamar hotelnya, melalui akun Twitter @Ella_7991 pada 17 Januari 2021 lalu ia menyebarkan video berdurasi 41 detik dimana turis itu marah marah ke resepsionis kemudian keluar hotel. Video itu kemudian dilihat oleh lebih dari 11,4 juta orang dan dibagikan lebih dari 289 ribu kali ke sesama pengguna Twitter
Hotel mewah bintang 5 dan bertarif mahal tidak menjamin bebas dari tikus, buktinya kalau pun ini terjadi tahun 2019 lalu namun tercatat baik dan rapih, manajemen Hotel Kempinski, Jakarta , check it dot … tikus yang nongol di resto – Ulasan Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Indonesia – Tripadvisor
Tahun 2019 lalu ada 7 restoran mewah dikawasan Gombak, Selayang dan Kepong harus ditutup pemerintah Malaysia karena hal sepele yaitu tidak higines, kotor dan ada tikus dan kecoak di tempat itu.
Taiwan News, media besar dari Taiwan November 2021 lalu memberitakan adanya kecoa di gelas Bubble tea, minuman legendaris yang eksis hingga 15 tahun Ini harus ditutup pemerintah gara gara ada seekor kecoa didalam gelas itu.
Teman teman Relawan Jokowi dimana saja berada,
Vektor penyakit adalah organisme hidup yang dapat menularkan penyakit dari satu hewan ke hewan lain atau ke manusia. Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit yang berasal dari nyamuk, rayap, kaki 1000, kutu, lalat, hama, tikus, kecoa, ulat,dsb
Kemenkes RI menyebut bahwa ada 6 penyakit tular vektor yang masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, yaitu : Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis, Chikungunya, Japanese Encephalitis, dan Pes. Penyakit-penyakit ini berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan pengendaliannya merupakan prioritas Pembangunan Kesehatan.
Teman teman Relawan Jokowi dimana saja berada,
Saat saya bekerja disebuah perusahaan asing, saya menjadi bagian terdepan dalam pembuatan program Public relation. Membangun branding positip agar mampu bersaing dengan perusahaan lain yang lebih dahulu ada. Saya masih ingat perusahaan harus mengeluarkan ‘budget untuk itu semua hingga Rp. 5-10 milyar/tahun : promosi media cetak, televisi, radio, outdoor, event internal/eksternal, flyers, charity, dsb
Maka jangan karena kita lalai soal sebagaimana contoh contoh diatas , uang yang dikeluarkan pun akan menjadi sia – sia. Jika ini kemudian tiada tertalangi baik, maka target sektor wisata & kuliner di kota besar pun sulit tercapai belum lagi muncul ;cemooh dan hukum sosial.
Netizen memang dahsyat, Netizen memang jahat apa yang dibangun dengan milyaran rupiah untuk sebuah program promosi suatu corporate, venue atau product akan habis dalam hitungan detik, oleh hal – hal seperti contoh diatas.
Apa kabar Permenkes RI No. 50/2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya di Kota anda?
JIKA ABAI LALU KITA MAU KEMANA ?
Narasi : Dewan Redaksi – Jimmy Hongrius
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
Ngopitainmen (21), “JUWITA MALAM DI JATINEGARA FOOD STATION”
Ngopitainmen (20) ” GEROBAK MOTOR PSB KELAPA GADING PUN PUNYA JASA UNTUK NEGARA ” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (19), “KANGEN CAFE BMC BANDUNG, LOVE ME TENDER” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (18) “DI CAFE KONDE KALIMALANG KAMI TIDAK BICARA TOL BECAKAYU !” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (16), ” DI JATINEGARA FOOD STATION ADA ANGKA 25; DONT WORRY BE HAPPY !” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (15), ” ADA MEESTER, NOMOR 23 & ULANG TAHUN DI JATINEGARA FOOD STATION ” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (13), MENGAPA “TAKUT” KE JATINEGARA FOOD STATION ? – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (12), “BRO, ADA BENTO DI TAMKUL JATIWARINGIN” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (11), ” LU SELOW GUE ASIK, LU RESE, GUE BELI. EHEHEH.. ! ” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (10), “IEDUL ADHA 2022, KITA MASIH DALAM SEMANGAT YANG SAMA !” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (8), “TERAS BAMBU, KUPU MALAM & TUHAN MEMANG BAIK ” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (6), ‘GARENG COFFESHOP BUKAN SEKEDAR NONGKY NGOPI BIASA” – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (5), ‘AYO KAWAN, DUKUNG SEKTOR NGOPITAINMEN PASCA COVID-19″ – KORAN JOKOWI
Ngopitainmen (4), “KEMBALI, KEMBALI KITA KE ISTANA & SAYANGI DIA” – KORAN JOKOWI
Kopitainmen (3), “Nada Aku Kembali Koesplus Untuk Hadi Tjahjanto” – KORAN JOKOWI
Ngopitainment (2), “KAMI LEBIH KHATAM SOAL PANCASILA, WOY !” – KORAN JOKOWI
Ngopitainment (1), “HANGGAR CAFE PONDOK KELAPA DIGOYANG, UHUY…!!’ – KORAN JOKOW
Be the first to comment