Marwedi Sihombing, “PERANG MEDAN AREA & OPUNG MATHEOUS SIHOMBING”

Marwedi Sihombing,

“PERANG MEDAN AREA & OPUNG MATHEOUS SIHOMBING”

Koranjokowi.com, OPINi:

Waktu Pimred menerbitkan tulisan tentang Naga Bonar dengan judul  https://koranjokowi.com/2024/10/12/melawan-lupa-168-apa-kata-dunia-timur-pane-naga-bonar-asrul-sani/ …… sebetulnya ada juga tokoh satu angkatan dengan Timur Panes saat itu, bernama  Kapten Matheus Sihombing, yang sejak turun menurun memang pembenci Belanda maupun Jepang. Disebut juga oleh Belanda dengan julukan, “Bung Mitraliur”, karena disetiap dia akan menembakan pistol atau laras panjangnya maka dia akan terlebih dahulu meludahi moncong senajata  dengan ‘Liur/ludahnya.Namun sebagai Koranjokowi kami menyebutnya ‘Opung Matheous.

Opung tidak bergerak liar , dia dan pasukannya resmi dibawah naungan  TKR-Tentara Keamanan Rakyat , maklum saat itu banyak kelompok  lain sebagai  laskar rakyat namun tidak mau ikut aturan ‘TKR, makanya OPung pun diberi pangkat Kapten.

Sejarah pertempuran Medan Area 13 Oktober 1945 dan penyebabnya.

Kemarahan Opung Matheous , panggilan hormat Koranjokowi kepada beliau ini semakin menjadi karena banyak laskar rakyat yang bahkan hanya merampok sehingga membuat citra-buruk laskar rakyat saat itu, maklum laskar rakyat seperti itu memang muncul dari mereka yang awalnya adalah pencopet, pemabuk dsb. Kalau pun ada sebagian yang baik seperti sosok Timur Pane dan pasukannya

Menjelang tahun 1945, suasana Sumatera utara semakin mengerikan apalagi rakyat  sudah mendengar akan ada Sekutu dan Nederlandsch Indische Civiele Administratie (NICA)  akan masuk kota Medan. Semua status waspada, siaga satu. Dan benar saja mereka masuk pada 9 Oktober 1945 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly

Pertempuran Medan Area adalah perlawanan rakyat terhadap Sekutu dan NICA yang terjadi di Medan pada 1945. Simak sejarah, kronologi, dan dampaknya.

Atau hampir 40 hari setelah pemerintah Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda  menyepakati Civil Affairs Agreement  tgl. 24 Agustus 1945,  dimana dalam persetujuan ini disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama Pemerintah Belanda. Termasuk kepura-puraan mereka akan melucuti tentara Jepang yang ada di kota Medan.

Kemudian Sekutu mengeluarkan maklumat/ancaman pada 18 Oktober 1945 agar rakyat menyerahkan senjata kepada Sekutu.Dan diperparah lagi setelah tgl.  1 Desember 1945, Sekutu memasang papan bertuliskan ‘Fixed Boundaries Medan Areas’ di seluruh pintu-pintu masuk kota Medan diikuti operasi militer dengan mengikutsertakan pesawat tempurnya.

Sejak saat itulah pertempuran berjalan hingga 2 tahun lamanya , kerjasama baik antara TKRI, laskar-laskar rakyat dan rakyat  menjadikan kekuatan tersediri. Opung Matheous dan pasukannya di wilayah Medan timur, dengan  nama ‘Laskar Penggempur Napindo . Dibagian barat ke arah Tanah Karo ada Laskar Halilintar yang dipimpin Slamet Ginting. Ada juga laskar bentukan partai Pesindo, tetapi pasukan ini lemah sehingga cepat pudar.

Dibagian utara Medan Area, ada pasukan yang dipimpin oleh Bejo. Ia tadinya seorang ‘tukang ahli’ dari perkebunan, dan anggota-anggota pasukannya pun umumnya adalah pekerja-pekerja perkebunan yang kebetulan adalah Pujakesuma alias putera Jawa keturunan Sumatera atau dikenal pula sebagai Jadel alias Jawa Deli.

Adapun Korlap adalah Letnan Kolonel Ricardo Siahaan , Panglima wilayah pertempuran Medan Area, yang penampilannya unik karena gondrong mirip cowboy ‘Janggo’ koboi tahun 1960-an. Dibeberapa sumber disebutkan Pasukan Timur Pane ikut dari Medan timur  hingga perbatasan , sementara di garis belakang  ada pasukan yang menamakan diri Harimau Liar. Sayangnya menurut beberapa sumber juga mereka itu lebih sibuk sendiri; menculik raja-raja kecil Batak dan mengganggu  pengungsi.  setelah penyerbuan pasukan Belanda 21 Juli 1947. Harimau Liar ini lalu ditertibkan dan akhirnya hilang dari peredaran.

Sejak  10 Maret 1947 itu, ditetapkanlah garis demarkasi yang melingkari kota Medan serta daerah koridor Medan Belawan.Dan secara perlahan Sekutu dan NICA pun kemudian keluar dari Medan dan Sumatera utara

Pasca cabutnya Sekutu & NICA, Opung Matheous terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru di raih dan menjaga stabilitas di wilayah tapanuli. Selain peran militernya Matheus juga aktif dalam upaya pembangunan dan rekonsiliasi di masa pasca kolonial. Ia berusaha memperbaiki kondisi hidup masyarakat melalui inisiatif pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Kapten Matheus Sihombing di kenang sebagai pahlawan yang tidak hanya berperang untuk kemerdekaan.

.

SAYANG FOTO DAN DOKUMEN FORMAL TNI AD

/ PUSAT SEJARAH /MUSIUM DSB LEMAH MENYIMAN ARSIPNYA.

bahkan di wikipedia pun nama Opung Matheous ini pun tiada

(MS/Red-o1/Foto/video.ist)

Lainnya,

Letjen TNI Purn Ibrahim Adjie

Pangdam VI/Siliwangi Thn.1960-1966

\

 

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

 

“7 MENTERI DAN KASTAF PRESIDEN PILIHAN KORANJOKOWI THN.2024-2029”

Kabar Sumatera (86), “Bagaimana Jadinya Jika Ibu ibu Desa Sampali Sumut ini Ke Istana Jakarta ? “

Tentang Koran Jokowi 4190 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan