![1 natal OKE](https://i0.wp.com/koranjokowi.com/wp-content/uploads/2024/12/1-natal-OKE.jpg?resize=678%2C381&ssl=1)
HARI NATAL TH.1945 – 2024.
“INDONESIA DALAM SENYUM TUHAN”
Koranjokowi.com, OPINi;
Pada 24 Desember 1945, saat situasi Republik Indonesia masih mencekam akibat agresi militer Belanda I, umat kristiani di Yogyakarta menggelar perayaan Natal. Saat itu, Yogyakarta menjadi Ibukota RI. Presiden Sukarno menyempatkan hadir dan menyampaikan pidato dalam acara perayaan Natal tersebut. Ia berseru perlunya persatuan untuk mempertahankan kemerdekaan RI.
Di Yogyakarta, Sukarno berhubungan sangat baik dengan pemuka agama Katolik maupun Protestan. Salah satunya dengan Uskup Mgr. Albertus Soegijapranata. Soegija sangat aktif mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia memindahkan Keuskupan dari Semarang ke Yogyakarta. Kepada umat Katolik, ia berseru: 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia.
Tahun 1948, jelang perayaan Natal, Belanda melancarkan agresi militer ke-II yang menyasar Yogyakarta. “Desember 1928, Belanda menjatuhkan hadiah natal tepat di atas cerobong asap dapurku. Jam 5.30 pagi hari Minggu, tanggal 19, mereka membom Yogyakarta,” kata Sukarno.
Sinterklas Hitam
Semasa Hindia-Belanda, pada setiap 5 Desember, ada tradisi perayaan Sinterklas. Perayaan selalu berlangsung meriah. Sinterklas bersama pembantunya, Piet Hitam, diarak keliling kota. Tradisi ini berlanjut hingga 1950-an. Namun, pada 1957, persoalan Irian Barat mulai panas. Indonesia gagal meraih dukungan soal Irian Barat di PBB.
Sukarno marah besar. Sebagai reaksinya, selain pemulangan orang-orang Belanda yang masih di Indonesia dan pengambilalihan perusahan milik Belanda, ada pelarangan pesta Sinterklas. Pesta Sinterklas dianggap tradisi warisan Belanda. Sejak 5 Desember 1957, tidak ada lagi arak-arakan Sinterklas pada setiap 5 Desember. Peristiwa pelarangan itu kemudian dikenang sebagai “Sinterklas hitam”. Ini semata kebencian Sukarno kepada Belanda bukan tentang ummat beragama.Kalau pun kemudian diplintir oleh banyak orang yang mengatakan beliau membenci Natal.
SUKARNO KEMUDIAN JOKOWI
dua manusia Indonesia yang hidupnya penuh fitnah
kalau pun hidup matinya untuk Indonesia.
‘Ehehehe.
Tiga Medali dari Vatikan
Meskipun ada peristiwa pelarangan Sinterklas, hubungan Sukarno dengan umat Kristiani tetap baik. Sejak 1956 hingga 1964, Sukarno tiga kali mengunjungi Vatikan. Dalam setiap kunjungan itu, ia menerima penghargaan dari Paus yang berbeda. Kunjungan pertama, 13 Juni 1956, Sukarno menerima medali saat bertemu dengan Paus Pius XII. Pada kunjungan kedua, 14 Mei 1959, dia mendapatkan medali dari Paus Yohanes XXIII. Medali kembali didapatkan Sukarno saat mengunjungi Paus Paulus VI pada 12 Oktober 1964.
HARI INI ADALAH HARI NATAL TAHUN 2024 ,
SEMANGAT KITA ADALAH TETAP BERSAMA JOKOWI DAN INDONESIA KITA
JANGAN LELAH BERBUAT BAIK.
NATAL ADALAH KEDAMAIAN
DAN ITU MILIK SEMUA UMMAT.
‘Selamat Hari Natal th.2024 dan Tahun Baru 2025.
Tetaplah bersama agar Tuhan selalu tersenyum bersama INDONESIA.
(Red-01/foto.ist)
- “Mampukah Presiden & Yusril Menangkap Eddy Tansil!?”
- “SERDA UCOK MENJADI HANTU PREMAN YOGJAKARTA KEMBALI !?”
- “Kemarin Hasto, Yasonna Laoly. Sekarang Deddy Sitorus. Besok !?”
- HASTO – YOLA, TENGSIN. “AKIBAT KERAP MENGHINA JOKOWI !?”
- “WAKTUNYA JOKOWI MELAWAN !!”
- Rigel Belatrix, “RIDO KEOK, CILINCING BANJIR. SURATI PRESIDEN SAJA !”
- Marwedi Sihombing, “AIR BERSIH,AIR SEHAT KAB. BOGOR “
- Pak Presiden, Potong Tangan atau Suruh Bugil Keliling Monas saja pak !
- “GOLPUT DI JAKARTA 42% , KALAHKAN SUARA PRAM-DOEL?”
- “JOKOWI AKAN SELALU DIKELILINGI ORANG – ORANG BAIK “
- Budi,D.Ginting. “KEBUN RAYA BOGOR ATAU KERAJAAN PAJAJARAN ?”
Pilpres 2024 (177), ” RELAWAN GANJAR MENOLAK EMIL WAPRESNYA GANJAR, TITIK ! “
Belum 100 Hari Kerja, 4 Pembantu Presiden Bikin Gaduh, ‘ RESHUFFLE AJA !?”
Be the first to comment